Salam
Lestari….!!!
Memperingati Hari Bumi (Earth
Day) secara serentak di 192 negara merupakan sebuah bentuk apresiasi dan
kepeduliaan kita untuk ikut serta dalam menjaga bumi agar selalu nyaman untuk
kita tinggali. Awalnya peringatan Hari Bumi dipelopori oleh Gaylord Nelson,
seorang senator Amerika Serikat pada tahun 1970 dan jatuh pada tanggal 22
April. Genap 48 tahun, Earth Day Network
sebagai organisasi yang memimpin Hari Bumi di seluruh dunia, mengumumkan bahwa
Hari Bumi 2018 akan fokus pada memobilisasi dunia untuk “Mengakhiri
Polusi Plastik”, termasuk menciptakan dukungan upaya global untuk menghilangkan
plastik sekali pakai bersama dengan peraturan global untuk pembuangan plastik
dengan mengangkat tema “End Plastic Pollution”.
Pada tahun 2050 diperkirakan habitat ikan akan tergusur
oleh sampah plastik yang mengalir dari sungai dan bermuara di laut. Rata – rata
50% dari plastik yang digunakan manusia hanya dipakai sekali dan setelah itu
dibuang. Bahkan lebih dari 8 milyar ton dari sampah plastik dibuang di lautan
setiap tahunnya. Ironi sekali ketika laut yang seharusnya menjadi habitat
organisme laut menjadi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah plastik.
Selain merusak ekosistem laut, sampah plastik juga merusak keindahan laut. Hal yang sangat berbahaya bagi manusia
adalah ketika sampah plastik yang belum terurai sempurna termakan oleh ikan – ikan dan biota
lainnya ketika masih di sungai ataupun di laut. Dan lebih parahnya jika ikan dan hewan laut/sungai
lainnya dimakan oleh manusia, maka jelas bahwa dampaknya akan sangat terasa
sekali jika kemudian hari menimbulkan suatu penyakit.
Sampah plastik terdiri dari beberapa senyawa yang bersifat karsinogen dan
berbahaya bagi lingkungan juga mengandung logam berat yangg tidak dapat terurai
tetapi mudah diabsorbsi oleh tanah. Endapan logam berat dari
sampah plastik dapat mengubah metabolisme dari mikroorganisme dalam tanah
sehingga dapat memusnahkan beberapa spesies primer dirantai makanan.
Selain itu sampah plastik
dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah. Sampah plastik tidak bisa
terdegradasi menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman
dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan
tanah hilang dan jumlah mikroorganisme didalam tanah juga akan berkurang dan
menyebabkan tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan
yang cukup untuk berkembang.
Sudah saatnya kita sebagai mahasiswa untuk menjadi garda terdepan
mempelopori gerakan pelestarian lingkungan. Ada 3R sebagai alternatif yang bisa
dilakukan untuk menyelamatkan bumi kita, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Reuse (Gunakan Kembali)
Menggunakan kembali plastik yang masih layak pakai dan
kuat. Dengan begitu akan mengurangi penggunaan plastik yang mubazir dan
menimbulkan sampah.
2. Reduce
(Mengurangi)
Mengurangi penggunaan plastik dengan menghindarinya dan
mencari alternatif selain plastik. Anda bisa membawa botol sebagai bekal air
minum di sekolah, kampus, ataupun kantor.
3. Replace
(Mengganti)
Beralihlah dari plastik menuju kantong – kantong /wadah
yang berbahan non plastik untuk membawa barang belanjaan Anda. Selain kantong
yang awet, penggunaan kantong plastik dapat berkurang secara drastis.
Sudah saatnya kita beraksi nyata dalam menjaga
kelestarian bumi kita, dan mari saling berbagi ilmu kepada kerabat dan kolega.
Salam Lestari....!!!
Nur Colis
(Latu)
NTA: AT.160794.XXI.177.PA