19.34
A. PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk berakal merupakan makhluk yang mendapat kedudukan tertinggi. Oleh karena itu, manusia selalu menjadi motor penggerak dalam setiap kegiatan yang ada, baik itu kegiatan untuk manusia itu sendiri sebagai individu maupun manusia sebagai makhluk sosial, bahkan pada hakikat tertinggi adalah menyadari manusia sebagai makhluk Tuhan.
Dalam ilmu manajemen disebutkan bahwa manusia termasuk ke dalam salah satu aset sumber daya, yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia memberikan cetusan kreatif di setiap organisasi. Kreativitas manusia itulah yang nantinya akan membawa dampak pada kemajuan atau kemunduran dari organisasi dilihat dari bagaimana manusia sebagai sumber daya tersebut mengolahnya.
Orang-orang merancang dan menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, mengendalikan mutu, memasarkan produk-produk, mengalokasikan sumberdaya finansial, dan menetapkan keseluruhan strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang efektif nampaknya sangat sulit bagi organisasi tersebut meraih tujuan-tujuannya. Tidak satupun sumberdaya yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap organisasi selain sumber daya manusia.
Sebagai salah satu sumber daya, manusia yang notebene mempunyai perilaku, akan mempengaruhi perilaku dalam organisasi tersebut. Perilaku manusia tersebut tak lepas dari bagaimana manusia tersebut mengatur dirinya sendiri sehingga dapat memberikan kontribusi kepada organisasi atau perusahaan tempat dia beraktivitas.
B. PERMASALAHAN
Manusia dalam dimensinya sebagai motor dalam sebuah organisasi mempunyai peran yang sangat signifikan. Dengan demikian seberapa besar pengaruh dimensi manusia terhadap efektivitas organisasi tersebut.
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dimensi manusia terhadap efektivitas organisasi tersebut.
D. SISTEMATIKA
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Pendahuluan,Permasalahan,Tujuan Penulisan, Sistematika, Dimensi Manusia, Efektivitas, Perilaku, Perilaku Individu yang mendukung Efektivitas Organisasi, Kesimpulan.
E. DIMENSI MANUSIA
Schein mengidentifikasikan empat tipe asumsi menejemen terhadap karyawannya:
1. Manusia Rasional-Ekonomis : Asumsi model ini adalah bahwa orang mengevaluasi pelbagai tindakan dan memilih yang potensial memberikan manfaat maksimal.
2. Manusia Sosial : Karyawan termotivasi pada kebutuhan sosial melalui hubungan dengan orang lain.
3. Manusia yang mengaktualkan diri : Manusia memotivasi dan mengontrol diri untuk mendorong mereka bekerja.
4. Manusia Kompleks : Manusia bersifat kompleks dan selalu berubah. Karyawan bisa saja mengadopsi motif baru berkat pengalaman mereka.
Dengan demikian bahwa manusia dapat digolongkan ke dalam berbagai asumsi sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Bagi para ahli yang mendukung teori-teori tentang manusia dan peranannya dalam setiap kegitan keorganisasian ataupun kegitan bekerja lainnya, bahwa manusia selalu berada dalam tahapan-tahapan untuk mencari tempat yang sesuai dengan motivasi dan kebutuhannya sendiri.
F. EFEKTIVITAS
Keefektifan adalah penilaian yang dibuat secara individu sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi. Makin tinggi prestasi terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif kita menilai mereka.
Keefektifan terdiri dari tiga perspektif:
1. Keefektifan individual ; Perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas dari pekerja atau organisasi.
2. Keefektifan kelompok ; Perspektif ini adalah jumlah sumbangan dari anggotanya.
3. Keefektifan organisasi; Perspektif keefektifan organisasi adalah keefektifan individu dan kelompok.
Hubungan ketiga keefektifan tersebut bahwa keefektifan kelompok tergantung pada keefektifan individu, dan keefektifan organisasi tergantung pada keefektifan kelompok. Kriteria keefektifan meliputi:
Produksi
, Efisiensi
, Kepuasan
, Keadaptasian, Pengembangan .
G. PERILAKU
Perilaku organisasi adalah penelaahan tentang individu dan kelompok dalam organisasi. Sebuah organisasi juga mempunyai perilaku yang sama dengan perilaku manusia. Perilaku berhubungan dengan kepribadian dan sikap. Perilaku yang baik akan menentukan kepribadian dan sikap yang baik pula. Perilaku individu adalah perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Perilaku seseorang dengan orang lain berbeda – beda. Perbedaan ini menentukan keunikan individu tersebut, sehingga juga berpengaruh pada keunikan yang terdapat dalam organisasi. Seorang manajer harus paham betul akan keunikan para pegawainya.
Dalam aliran perilaku memandang bahwa organisasi terdiri dari tugas – tugas dan manusia. Adanya peranan anggota dalam kelompok sebagai faktor yang menentukan terbentuknya perilaku organisasi. Kebiasaan dan norma kelompok membentuk perilaku dan mempengaruhi tingkat produktivitasnya.
H. PERILAKU INDIVIDU YANG MENDUKUNG EFEKTIVITAS ORGANISASI
Perilaku individu akan memotivasi seseorang untuk memenuhi tingkaat kebutuhan individu yang tertinggi, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri. Kebutuhan ini untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan memaksimumkan pemanfaatan kemampuan, keahlian, dan potensi seseorang secara penuh. Akan tetapi, sebuah organisasi tidak dapat melepaskan begitu saja dari kebutuhan dasar manusia.
Proses untuk memenuhi kebutuhan perwujudan diri dilakukan dengan mengefektifkan kinerja sehingga tercapai sebuah prestasi yang tinggi.
Apabila seorang karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memaksimalkan potensi tersebut dan merancang strategi untuk mencapai efektivitas kinerja secara pribadi, tentunya dia akan mengefektivitaskan kelompok dan mengarah kepada efektivitas organisasi.
Sebuah organisasi besar yang dapat dikatakan sukses dalam menjalankan sebuah proses produksi dan jasa, tentunya tidak lepas dari kepiawaian dari manajer atau pimpinan puncak yang mendesain organisasi tersebut ke arah sebuah keefektifan kinerja denga mempertimbangkan unsur – unsur dan potensi- potensi yang dimiliki oleh individu – individu tersebut.
I. KESIMPULAN
Manusia dimanapun selalu mendapat kedudukan tertinggi di setiap lini kehidupannya. Demikian pula dalam keorganisasian dan bekerja. Oleh karena itu, manuisa selalu menjadi motor penggerak dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan baik yang sangat dasar sampai pada tingkat tertinggi yaitu aktualisasi diri. Dalam kaitannya dengan peran manusia dalam bekerja dan berkumpul dengan orang lain, manusia membutuhkan efektivitas dalam kinerjanya dengan mengedepankan perilakunya dalam organisasi tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa manusia yang efektif adalah manusia yang memberikan kontribusi keefektifan dalam organisasinya.
Mpa. MITAPASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar