Rabu, 24 September 2014

FOTO-poto Pengembaraan Anggota Muda Angkatan XIX di Gunung Kidul, Jogjakarta

Add caption

 Ini namanya DoRCE
 Pe_Dhet
RAgingMAN Gua Pertama Pith 1
 Lorong Fosil,.,WKWKW
 nge- SET -
 Narsis Pe_dhet n' doRce
 Ini Semua Minjem.,.,. hhh
Walet _
habis Discending
















 Inini Salah Satu mahluk hidup penghuni KEgelapAN
 Potensi Goa
 Ornamen./. salah Satunya
Kalajengking BRooo,. masih muda kayaknya.... 



 laba-laba.,.,. goa ke 2 (goa kering)










Lebih Banyak Foto2.,. MAu?? MAen Aja di sekret Kami., bagi2 pengalaman bareng.,


Selasa, 22 Juli 2014

Posting GAmbAR aJa ya.,.,  Ni kegiatan DIES MAULIDIYYAH XX



si SekuM Paling Ganteng................
-"
PotONG tumPeNG NI bROOOO.,,.,
 FOTo BersamA Dengan salah Satu Panti .,.,
 ini Foto Ber sama DeNGAn Salah Dua Panti
>_<
Ni, si KetuPat Bagi in Sembako Nyaaaa.,., hihahihi
 ini ><>< foTO Para Seniooorrrrrr.,. yang Pake peCi itu Angkatan TAhun 90 an., Bisa Dikatkan sbgai pendiri Deh.,.,
 yang Ini nama Ne sejawad Keci.,., yang jadi makmum tu., sok kritissss.,. liat aja cara tahiyatnya,.,. wakakkaaak
para alumni.,. dan yang Paling Kiri adlaH Lumut MAntan KEtua UMum 2012/2013












 udah Ya .,.,. kaLo mau lihat Lebih Lanjut dateNg aja di Sekret Kami.,.
Kami tunggU ya.,., Muahc

oh iya .,Hampir Lupa ,.,

salam LESTARI....!!!




 Aku'149


Jumat, 30 Mei 2014

DIKJUT IX

DIKJUT IX
pendidikan lanjut merupakan jenjang pendidikan ke 2 setelah pendidikan pertama yaitu pendidikan dasar, dan gembangan skill kedevisian, pada setiap anggota muda mapala Mitapasa, pada DIKJUT IX kali ini diikuti oleh 5 anggota muda mapala mitapasa, yang dilaksanakan di goa kiskendo kendal dan gunung merbabu.waktu pelksanaannya adalah pada hari sabtu- senin tanggal 24-26 mei 2014.











Rabu, 05 Februari 2014

Leader


Hampir sebagian besar orang beranggapan bahwa sifat kepemimpinan itu sudah ada dari dalam diri yang merupakan bakat dan sudah terbentuk sehingga membutuhkan wadah yang baik dan tepat untuk dapat mengekspresikan jiwa kepemimpinan tersebut. Anggapan tersebut ternyata salah, ternyata jiwa kepemimpinan tersebut dapat dibentuk sendiri oleh manusia tanpa peduli apakah orang tersebut sudah berbakat dari lahir atau tidak. Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karena Membentuk diri sendiri, dipilih oleh golongan dan ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya.
Dengan adanya pengertian tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa kepemimpinan tidak mutlak hanya disebabkan oleh adanya bakat dari keterunan saja. Tiap manusia yang dilahirkan ke dunia mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin.

Pengertian kepemimpinan itu sendiri adalah 
Robbins (1996)                     : kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Gemmil dan Oakley (1992)  :  kepemimpinan adalah sebuah proses kerjasama antara anggota organisasi dalam merumuskan metode   baru untuk meningkatkan kualitas organisasi.
Psikologi dan jiwa kepemimpinan memiliki hubungan dan keterkaitan yang besar, sebagian besar pengekspresian jiwa yang ada didalam diri merupakan karekteristik kepribadian kita, hal ini dapat dilihat dari sikap atau respon kita dalam menghadapi masalah, bagaimana menyelesaikan masalah dengan baik dsb.
Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik akan terlihat dari kondisi psikologi dan fisiknya, yaitu:
  1. Terus belajar : Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka
  2. Berorientasi pada pelayanan : Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karir.  Ukuran keberhasilannya adalah bagaimana bisa menolong dan melayani orang.
  3. Memancarkan energi positif : Secara fisik pemimpin yang berprinsip memiliki mimik yang menyenangkan dan bahagia. Mereka optimis, positif bergairah, antusias,dan penuh harap. Mereka memancarkan energi positif yang mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.
  4. Mempercayai orang lain : Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.
  5. Hidup seimbang : Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. ereka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakan. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak.
  6. Melihat hidup sebagi sebuah petualangan : Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak, inisiatif, kreatif, berani, dinamis dan cerdik.
  7. Sinergistik : Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena itu, mereka produktif dalam cara baru dan kreatif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa memang jiwa kepemimpinan merupakan bakat sejak lahir tetapi jiwa kepemimpinan juga dapat dibentuk. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk pesimis dan berkata bahwa kepimpinan hanya dimiliki untuk orang yang telah berbakat sejak dahulu. Jiwa kepemimpinan dapat dibentuk karena adanya dukungan-dukungan baik dari dalam dan luar, yaitu adanya kemauan untuk menjadi pemimpin, adanya keberanian untuk berpendapat, adanya keberanian untuk mensosialisasikan diri dengan lingkungan,adanya keberanian untuk menerima pendapat dari orang lain dan yang paling penting adalah adanya kesempatan baik waktu dan keinginan untuk mewujudkan semua itu.
Walaupun untuk menciptakan jiwa kepemimpinan tersebut membutuhkan waktu yang lama, tetapi jika ada keinginan maka jiwa tersebut akan muncul.






Sumber : Harian Ekonomi NERACA

PeNDAsPALA XIX


 Alhamdulillah segala puji bagi Allah tuhan seluruh alam, sholawat salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah melimpahkan taufiq hidayah kepada kita semua. Amin
Entah ., kenapa, mengapa, bagaimana, ya sudah., sedikit unek2 yang rela dibagi-bagi seperti ben*-Ben*, huhahaha .......

Sak-TIL About PENDASPALA XIX Mapala MITAPASA STAIN Salatiga

Kegiatan Pendidikan dasar pecinta alam merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh organisasi Mapala ( Mahasiswa Pecinta Alam ) MITAPASA di STAIN Salatiga yang bertujuan untuk merekrut anggota baru dan regenerasi pengurus kedepanya. pada pendaspala XIX kali ini panitia mengambil tema “Unity In Diversity For MITAPASA” dengan arti kurang lebih Bersatu dalam perbedaan untuk MITAPASA. Jelasnya, tema ini mengandung makna yang lebih luas seperti halnya Bhineka tunggal ika, mulai dari perbedaan karakter, latar belakang dan perilaku dari masing-masing anggota baru, dengan harapan dari  perbedaan itu, anggota baru dan lama dapat bersatu didalam organisasi ini.

Acara ini dilaksanakan pada tanggal 23-26 Januari 2014 untuk materi ruang bertempat di kampus I STAIN Salatiga dan 28 Januari- 02 Febuari 2014  adalah materi lapangan di Gunung Ungaran yang di ikuti oleh lima peserta yaitu Abu Yazid PAI’13, Sholeh Rubiyanto SKI’13, Dewi Oktavia Ni’ami PS’13, Muhammad At-Torriq PAI’13 dan Nurul Fitrianingsih PAI’11.

Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT dan kerja keras panitia dari pra sampai pasca acara, semua berjalan tanpa ada halangan apapun alias LanCiiiiiirrr,. Walau terkadang saat di lapangan kami hanya merasa kedinginan akibat cuaca yang sangat wow, tapi semua itu tak memutuskan semangat panitia ataupun peserta, kekompakan antar satu dengan yang lain jelas terlihat, tak ada kata IREN dalam acara trsebut.Waktunya begini ya begini, begitu ya begitu .,hehe

Mengingat  yang  tertera pada  ALQUR’AN,surah AR RUM ayat 41,,kami semakin bersemangat & bersungguh-sungguh dalam menjalani pendidikan dasar (PENDASPALA) XIX, coZ bukan hanya  mencetak kader-kader pecinta alam yang tangguh ,,yang tanggap ,yang peka terhadap perubahan lingungan,tetapi juga menumbuhkembangkan rasa kekeluargaan yang tinggi di antara peserta & panitia ,yang belum pernah di dapatkan di lingkungan luar,,kami mengarungi berbagai rute yang memacu adrenalin para peserta & panitia,, bukan hanya naik GunUng, ,masuk gua saja yang kita lakukan,, tetapi kita juga menggali lebih dalam lagi tentang lingkungan hidup kita yang kaya akan SDA.melewati indahnya kebun teh kampoeng,,yang asri dan sejuk  dengan suasana pegunungannya ,asap kabut yang turun menambah rasa bersyukur kami kepada sang pencipta,, berbeda dengan kota yang asap turun bukan asap kabut,, melainkan asap kendaraan bermotor yang cuman menambah polusi & menambah dampak-dampak yang mengancam kelestarian lingkungan.

Terimakasih untuk semua pihak yang membantu , mulai dari panitia, anggota, alumni dan tamu undangan yang telah membantu terlaksananya kegiatan pendaspala XIX ini. Semoga semua anggota baru dapat menjaga kesolitan satu angkatan maupun kepada angkatan sebelum-sebelumnya, sehingga apa yang menjadi tema kegiatan PENDASPALA kali ini benar-benar terwujud dalam kehidupan berorganisasi sehari-hari., yang bisa membuat MITAPASA semakin JAYA.,.
Amin..


Salam Lestari..!!








iler & cuLun' 14



Minggu, 26 Januari 2014

Mountainering

MOUNTAINERING DASAR

 A. PENDAHULUAN 
 Mountainering adalah semua jenis kegiatan alam bebas yang memerlukan peralatan tertentu serta keterampilan atau keahlian yang memadai, oleh karena risiko yang dihadapi sangat tinggi. Mendaki gunung bukan olah raga biasa, setidaknya pendaki gunung harus memiliki mental yang lebih. Keterampilan, kecedarsan, kekuatan dan daya juang yang tinggi. Hal ini karena tantangan yang akan ia hadapi ketika menjalankan aktivitasnya sebagai penggiat alam bebas. Pada hakekatnya tantangan yang dihadapi itu akan menguji kemampuaan diri sendiri. Keberhasilan itu berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan menghadapi diri sendiri. Pendakian gunung dimulai sejak dua abad yang lalu. Ketika puncak pegunungan Alpen sudah berhasil didaki, para pendaki mengalihkan perhatiannya ke pegunungan Himalaya.pendakian gunung inilah yang mengawali lahirnya panjat tebing atau Rock Climbing. Beberapa tokoh dunia dalam kegiatan pendakian, diantaranya Yvon Chouinard merupakan pemanjat pertama pada dinding utara El Capitan dan juga merupakan penemu dari pasak piton : Royal Robbins pada usia 17 tahun sudah menjadi pemandu serta mengembangkan teknik Yosernite Decimal System, yaitu sistem untuk menilai tingkat kesulitan pemanjat. Patrick Berhault pemanjat asal prancis melakukan petualangan selam 6 bulan melakukan pemanjatan 22 puncak di tebing-tebing sekitar pegunungan Alpen dari timur ke barat. Alex dan Thomas Huber, Kakak beradik yang membuat jalur yang diberi nama Golden Gate di El Capitan dengan sistem pemanjatan Free Climbing. 

 B. JENIS-JENIS PEMANJATAN 
 Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi 
  1. Hill Walking / Feel Walking Perjalanan mendaki bukit yang relatif landai. Tidak membutuhkan peralatan teknis mendaki. Hal utama adalah jalur pemanjatan sudah tersedia. Perjalanan ini dapat memakan waktu sampai beberapa hari, sehingga keterampilan memilih tempat untuk beristirahat sangat diperlukan, kadang-kadang sudah tersedia. 
  2. Scrambling Pemanjatan setahap demi setahap pada suatu permukaan yang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang dipergunakan hanya untuk keseimbangan.
a. Face Climbing Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki dan lengan. Friction / Slab Climbing Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. 
b. Fissure Climbing Teknik ini memanfatkan celah yang di pergunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan dikenal teknik sebagai berikut. Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar, yaitu : 
• Mengamati, mengenal medan dan menentukan lintasan yang akan dilalui baik secara keseluruhan maupan selangkah, yang sangat menentukan untuk langkah berikutnya.
 • Memikirkan teknik yang akan dilalui baik secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah.
 • Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
 • Gerakan memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang direncanakan. 

C. BELAYING 
Adalah suatu cara yang digunakan untuk mengulur tali, juga teknik untuk secara cepat menahan atau mengamankan pemanjat apabila terjatuh. Semua system proteksi dari Rock Climbing tergantung kepada kepastian dari kerja belay Anchor dari Belayer.

D. SISTIM PENDAKIAN 
Dikenal dua macam system pendakian, yaitu a. Himalayan Style Sistem ini biasanya dengan rute perjalanan yang panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai puncak. Pendakian ini terdiri dari beberapa kelompok dari tenpat peristirahatan. Pemanjatan dengan cara menghubungkan antar base camp melalui tali, perlengkapan dan makanan dikirim secara estafet dari camp ke camp. Sehingga dengan salah satu orang dari seluruh tim berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim. b. Alpine Style Sistem ini banyak di kembangkan di pegunungan di Eropa. Pendakian ini memiliki rute relative singkat sehingga semua pendaki harus sampai ke puncak baru, pendakian baru dianggap berhasil. Pemanjatan tidak lagi berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan di bawa terus.

 E. TEKNIK TURUN/ RAPPELING 
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dan dikatagorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung pada peralatan. Prinsip Rappelin sbb : 
• Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
• Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun. 
• Menggunakan satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun.
• Dalam melakukan rappeling usahakan posisi badan selalu tegak lurus dengan yebing, dan jangan terlalu cepat turun. 
Macam-macam dan variasi teknik rappelling 
a. Body Rappel Menggunakan peralatan tali saja yang dibelitkan sedemikian rupa pada bagian badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali, sehingga badan yang bergesekan akan panas. 
b. Brakebar Rappel Menggunakan sling/ tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah figure of eight pemakaiannya hampir sama di mana gaya gesek diberikan pada Descender atau brakebar. 
c. Sling Rappel Menggunakan sling, tali tubuh, carabiner dan tali. Cara ini juga sering disebut sebagai tekhnik prusiking. 
d. Arm Rappel Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam. 

 F. PERALATAN DASAR MOUNTAINERING 
1. Tali Lintasan Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari pengaman apabila jatuh. Mengingat fungsi dari tali sanagt penting, maka tali harus kuat. Macam tali berdasarkan kelenturannya :
a. Statis Rope Tali pendaki yang memiliki kelenturan mencapai 2-5% dari berat maksimum yang di berikan, sifatnya kaku. 
b. Dynamik Rope Tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15% dari berat maksimum yang di berikan, sifatnya lentur dan fleksibel. Macam tali lintasan berdasarkan bahan pembuatannya : * Tali serat alam Tali jenis ini sudang jarang digunakan, kekuatan tali ini rendah dan mudah terburai, tidak memiliki kelenturan. * Hawser Laid Tali sintetis plastic yang dijalin seperti tali serat. Tali relatif lebih kuat kelemahannya adalah tali ini kurang tahan terhadap bahan kimia dan tali ini sulit untuk disimpul. Mempunyai kelenturan rendah. * Carnmantel Rope Tali yang sering digunakan untuk segala jenis kegiatan mountainering, tali ini terdiri dari dalam dua lapisan terbuat dari baja yang kuat, kemudian ditutup dengan lapisan luar yang terbuat dari mantel. 2. Webbing (tali pita) dan sling Memiliki bentuk seperti pita dan ada 2 macam : 
a. Lebar 25 mm berbentuk tabular (dua lapis) sering di gunakan untuk tali tubuh, swambelt, dan alat berbentuk peralatan lainnya. 
b. Lebar 50 mm dan berbentuk pipih Sedangkan sling adalah pita lingkar yang terbuat dari tabular webbing. Fungsinya membuat natural point, menrangi gaya gesek / memperpanjang point, mengurangi gerakan pada chock, dan piton yang terpasang.
3. Carabiner Ada 2 macam carabiners, yaitu : 1. Carabiner Screw Gate ( menggunakan kunci pengaman ) 2. Carabiner Non Screw Gate ( tanpa kunci pengaman ) 
4. Descender Beberapa jenis Descender : a. Figure of Eight b. Auto Stop dan Non Auto Stop c. Modifikasi Carabiners 
5. Ascender Macam Ascendeur adalah : prusik, jumar, dan clog. 
6. Pasak / Piton Ada 4 jenis piton a. Bongs c. Knife- blades dan b. Bugaboos d. Angle.
7. Chock Chock sering di sebut dengan pengaman sisip yang macamnay adalah :
a. Stoper (simetris) 
b. Hexentrik (simetris/segi 6) 
c. Tri Cam (seperti pengungkit) 
d. Copper Head (bandul tembaga) 

8. Friend / Pengaman Sisip Pegas 
9. Harness / Sabuk Pengaman Jenis-jenis harness panjat : Full body harness ,Sit harness 
10. Helm 
11. Sepatu 
12. Etrier/Stir Up (Tangga)
 13. Hammer (Palu) 
14. Baut, Hanger dan Bor Tebing 
15. Shunt (Pengaman Panjat Bebas) 
16. Grigi 

 PENUTUP 
DILARANG Mengambil sesuatu kecuali gambar, meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki membunuh sesuatu kecuali waktu 
WAJIB Memberitahukan kepada teman/ keluarga/ yang berkepentingan kemana setiap penggiat alam bebas akan pergi melakukan petualangan dan beritahukan kapan hari/ tanggal/ jam akan pulang. Bila terlambat oleh sebab apapun diusahakan menghubungi lewat telepon. 
INGAT Jangan memaksakan diri apabila kesehatan atau keterampilan tidak memadai








 Mpa.MITAPASA'14