Senin, 17 September 2018

Bersama PKD Mapala Jawa Tengah, Mitapasa Ikuti Konservasi Laut


Kekayaan alam Indonesia merupakan salah satu aset untuk generasi penerus bangsa yang patut dijaga mulai hari ini, esok, dan selamanya. Namun pada kenyatannya melindungi dan melestarikan alam tak semudah membalikkan telapak tangan.
Kali ini, Mapala Mitapasa ikuti kegiatan konservasi laut di  Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara selama lima hari, (7-11/9). Konservasi laut berupa penanaman (transplantasi) terumbu karang ke laut ini digagas oleh Pusat Koordinasi Mapala Jawa Tengah yang bertajuk “Save Karimun Jawa Coral Reefs”.
Konservasi yang diikuti oleh 20 mahasiswa dari berbagai Mapala Se-Jawa Tengah ini dilatar belakangi oleh banyaknya kerusakan terumbu karang di sekitar kepulauan Karimun Jawa serta banyaknya warga sekitar yang tidak tahu akan pentingnya keberadaan terumbu karang. Kerusakan ini disebabkan oleh kapal-kapal tongkang milik investor yang biasa berlabuh di daerah tersebut.
Ketua panitia, Haidar Mahameru Hikamatiar dari Mapala Argajaladri Unissula menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk menyelamatkan terumbu karang sebagai salah satu komponen pendukung biota laut lainnya dan mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya terumbu karang bagi kesejahteraan manusia.
Upaya penyelamatan terumbu karang tersebut juga dilakukan dengan mengusut dan menolak keras kapal-kapal tongkang tersebut agar tidak kembali berlabuh disekitar perairan kepulauan Karimun Jawa.
 “Jika warga sekitar sadar akan pentingnya karang maka kapal tongkang yang masuk perairan konservasi bisa dihadang bersama – sama,” jelas Haidar.
Perwakilan dari Mapala Mitapasa IAIN Salatiga yaitu Bachtiar Rahman menjelaskan bahwa selain kegiatan transpalantasi terumbu karang ada pula kegiatan sosialisasi kepada warga sekitar Desa Kemujen.
 “Selain kegiatan transplantasi terumbu karang, ada pula sosialisasi kepada warga  Kemujen terkait pelarangan kapal tongkang yang berlabuh di desa dan sosialisasi ini bekerja sama dengan Balai Taman Nasional,” tutur Bachtiar.
Konservasi laut ini berhasil menanam 65 terumbu karang yang ditanam dengan cara menyelam (diving) menggunakan model jaring besi dan beton semen sebagai media transplantasinya dengan kedalaman 3-6 meter. Adapun teknik yang digunakan yaitu teknik transplantasi fragmentasi yakni dengan cara mematahkan skeleton karang hidup dan meletakkannya pada media baru. Jenis terumbu karang yaitu Acropora Cervicurnis yaitu terumbu karang yang berbentuk seperti pipa kecil atau tanduk kijang dan berwarna cokelat muda. Jenis terumbu karang ini dapat hidup pada kedalaman 3 – 15 meter dengan kondisi air yang jernih dan tidak berpolusi. (NC/Red)